Alhamdulillahirabil’aalamin kita kembali dipertemukan dengan bulan mulia Ramadhan di tahun 1445 H ini.
Telah beberapa uraian kami sampaikan mengenai sistematika keterkaitan antara Al Quran dan bulan Ramadhan. Hal ini menunjukkan betapa keduanya (Al Quran dan Ramadhan) memang memiliki kekhususan yang sangat perlu dikaji, direnungkan dan dipahami serta diamalkan.
Untuk itu, kali ini kembali kami sampaikan sebuah kekhususan tersebut dalam rangka menyikapi bulan Ramadhan tahun ini, yang Insyaa Allah lebih baik lagi kualitas amal ibadahnya, dari tahun yang lalu.
Kembali kita perhatikan nomor urut dari bulan Ramadhan yakni sebagai bulan ke 9. Bila dikaitkan nilai 9 ini dengan jumlah ayat, ternyata hanya ada satu surat yang berjumlah 9 ayat yaitu Qs. 104 Al Humazah (Pengumpat). Dalam konteks arti judul suratnya (Al Humazah/Pengumpat) telah disampaikan pada posting sebelumnya (Bulan Ramadhan dan Taubat).
Kali ini nilai 9 ayat tersebut dikaitkan dengan 114 surat di Al Quran yang memiliki nomor ayat ke 9, atau dengan kata lain diambil surat-surat yang mangandung nomor ayat ke 9, sehingga terbentuk formasi sebagai berikut :
- Ada 96 surat yang memiliki nomor ayat ke 9. Atau ke 96 surat ini jumlah ayatnya adalah sama dengan dan atau lebih besar dari 9.
- Berarti diluar 96 surat tersebut masih ada 18 surat lagi yang jumlah ayatnya lebih kecil dari 9 ayat.
Perolehan formasi 96 surat dan 18 surat ini, bila dikonversikan menjadi nomor surat adalah :
- Surat ke 96 adalah Qs. Al ‘Alaq surat yang pertama kali diwahyukan kepada Rasulullah Muhammas saw.
- Surat ke 18 adalah Qs. Al Kahfi (Gua). Hal ini adalah merupakan simbolik dari tempat dimana wahyu pertama tersebut disampaikan oleh Jibril as, yaitu di sebuah gua (Hira).
- Sehingga pada akhirnya (secara berangsur-angsur) seluruh surat Al Quran yaitu 114 surat (96 + 18), secara lengkap diterima oleh Rasulullah Muhammad saw.
Berlandaskan sistem 9 ayat pada formasi 96 surat diatas, berarti seluruhnya berjumlah : 96 x 9 ayat = 864 ayat.
Nilai 864 inipun bila dijumlahkan ke 3 angkanya menghasilkan nilai : 18 (8+6+4). Dimana nilai 18 inipun terkoneksi dengan Qs. 18 Al Akhfi sebagaimana uraiannya di atas. Formasi 96 surat ini, dapat dilihat pada tabel berikut :
Selain itu ada sebuah keunikan pada nilai 864 ini, dimana ke 3 angkanya terdiri dari bilangan genap (8, 6 dan 4). Ke 3 bilangan tersebut masing-masing memiliki selisih 2, atau 8-6=2 dan 6-4=2. Dan keunikan lainnya bila dikonversikan menjadi nilai 86 dan 64, selisihnya pun mengandung nilai 2 atau 86-64=22.
Dengan asumsi ini, bila nilai 86 dan 64 tersebut dikonversikan menjadi nomor surat adalah :
– Qs. 86 Ath Thaariq, 17 ayat
– Qs. 64 . At Taghaabun, 18 ayat.
Perhatikan ke 4 nilai yang diperoleh, yakni nomor suratnya 86 dan 64 lalu jumlah ayatnya 17 dan 18. Bila dijumlahkan keseluruhannya adalah : 86 + 64 + 17 + 18 = 185.
Lalu bila nilai 185 ini kembali dikoneksikan dengan sistem nilai 2 (nilai selisih dari 8,6 dan 4 di atas), dan kemudian dikonversikan sebagai nomor surat ke 2 dan ayatnya sebagai ayat ke 185 (Qs. 2 Al Baqarah 185), sangat jelas keterkaitannya dengan awal diturunkannya Al Quran ke muka bumi ini, ayat tersebut artinya :
“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa diantara kamu hadir pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari yang ditinggalkannya pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjukNya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur”
Ayat ini kembali memperjelas uraian diatas, mengenai keterkaitan Al Quran yang diturunkan di bulan Ramadhan.
Dari perolehan jumlah ayat dari Qs. 86 dan Qs. 64 di atas, yakni 17 ayat dan 18 ayat pun sangat terkait dengan pristiwa turunnya Al Quran, yakni :
A. Al Qur’an Turun di Malam ke 17 Ramadhan
Seperti yang diketahui umum bahwa Al Qur’an pertama kalinya turun pada malam ke 17 bulan Ramadhan yaitu pada malam Lailatul Qadr.
Dengan uraian yang sangat sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :
• Ayat Al Qur’an seluruhnya berjumlah 6236 ayat.
• 6 + 2 + 3 + 6 = 17
• Apabila nilai 17 tersebut dikonversikan kedalam nomor surat maka jatuh pada surat Al Isra’ (Perjalanan Malam).
• Sedangkan judul surat yang berhubungan dengan malam lailatul qadr adalah surat ke 97 (Al Qadr).
Sehingga terbentuk skema sebagai berikut :
Dari pristiwa di awal turunnya Al Quran tersebut ternyata Allah sudah mengindikasikan tentang kelengkapan seluruh firmanNya (114 surat) yang akan diturunkan dan dirisalahkan kepada Rasulullah.
B. Surat yang Pertama Kali Turun
Dengan uraian yang juga sederhana seperti uraian diatas, dapat digambarkan sebagai berikut :
• Surat yang pertama turun adalah surat ke 96 (Al ‘Alaq)
• Surat tersebut turun di gua Hira’.
• Judul surat tentang gua adalah surat ke 18 (Al Kahfi)
• Sehingga terbentuk skema sebagai berikut :
Kembali dari penjabaran tentang awal turunnya Al Quran, Allah telah mengindikasikan tentang kelengkapan jumlah 114 surat di Al Quran.
Merujuk kepada surat ke 17 dan 18 di atas, keduanya bertemu dalam 1 juz, yakni juz ke 15. Dengan formasi sebagai berikut :
- Qs. 17 Al Israa’ : 1 – 111 = 111 ayat
- Qs. 18 Al Kahfi : 1 – 74 = 74 ayat
- Jumlah ayat di Juz 15 = 111 + 74 = 185 ayat
Bukankah nilai 185 ini kembali terkait dengan Qs. 2 Al Baqarah di atas ? Luar biasa, sistematika yang sempurna bukan ?
Setelah membahas formasi 96 surat, selanjutnya mari perhatikan formasi 18 suratnya. Ke 18 surat tersebut ternyata terbagi seimbang yakni :
- 9 surat berjumlah ayat GENAP
- 9 surat berjumlah ayat GANJIL
- Kembali nilai 9 disini terkait dengan bulan Ramadhan (bulan ke 9)
Formasi ke 9 pasang surat tersebut adalah :
Ada sebuah keunikan dari keseimbangan sistem 9 di atas, yakni :
- Jumlah nomor surat dan ayat pada kelompok GANJIL adalah 898
- Jumlah nomor surat dan ayat pada kelompok GENAP adalah 989
- Nilai jumlahnya saling bercermin : 898 dan 989
- Nilai 9 nya ada 3 atau : 9 x 3 = 27. Nilai 2 + 7 = 9
- Nilai 8 nya ada 3 atau : 8 x 3 = 24. Nilai 2 + 4 = 6
- Perolehan nilai 9 dan 6 atau 96 kembali terkorelasi dengan sistem 96 surat di atas (Formasi 96 surat)
- Jumlahnya : 898 + 989 = 1887
- Bila nilai 1887 ini dipilah menjadi masing-masing 2 digit (genap dan ganjil), dan dikonversikan menjadi surat, adalah : Qs. 18 Al Kahfi, 110 ayat dan Qs. 87. Al A’laa, 19 ayat
- Perhatikan jumlah ayatnya yaitu : 110 + 19 = 129
Begitu pula dengan konsep awalnya dengan sistem nilai 96 dan 18, bila dikonversikan sebagai surat yakni Qs. 96 Al ‘Alaq, 19 ayat dan Qs. 18 Al Kahfi, 110 ayat, pun hasil jumlah ayatnya adalah : 110 + 19 = 129.
Sebagai uraian penutup, perhatikan jumlah ayat dari formasi 9 pasang surat di atas, dimana kelompok Genapnya adalah 60 ayat dan kelompok Ganjilnya adalah 43 ayat. Nilai 60 dan 43 ini ternyata memiliki sistematika yang saling terkait, karena :
- Qs. 60 Al Mumtahanah berjumlah 13 ayat dan
- Qs. 13 Ar Ra’du berjumlah 43 ayat
- Nilai awalnya 60, berakhir dengan nilai 43
- Jumlah dari ke 4 nilai tersebut adalah : 60 + 13 + 13 + 43 = 129.
Ternyata hasil akhir dari ketiga uraiannya, kembali ke sistem nilai 9 lagi. Karena nilai 129 adalah sama dengan jumlah ayat dari Qs. 9 At Taubah dan bulan ke 9 adalah Ramadhan (bulan taubat). Kembali terlihat sebuah sistematika numerik yang luar biasa, masyaa’ Allah.
Akhirul kalam, demikian penjabaran kali ini, semoga di bulan Ramadhan tahun ini, kita mampu meraih nilai kualitas taubat yang sejati, sehingga kembali fitrah demi menjelang kehidupan akhirat yang abadi.
Aamiin Yaa Rabbal’aalamiin
Marhaban Yaa Ramadhan…
Salam 2568
Syaiful Husein