Ramadhan dan Struktur Surat Al Quran

Alhamdulillahirabil’aalamin kita kembali dipertemukan dengan bulan mulia Ramadhan di tahun 1445 H ini.

Telah beberapa uraian kami sampaikan mengenai sistematika keterkaitan antara Al Quran dan bulan Ramadhan. Hal ini menunjukkan betapa keduanya (Al Quran dan Ramadhan) memang memiliki kekhususan yang sangat perlu dikaji, direnungkan dan dipahami serta diamalkan.

Untuk itu, kali ini kembali kami sampaikan sebuah kekhususan tersebut dalam rangka menyikapi bulan Ramadhan tahun ini, yang Insyaa Allah lebih baik lagi kualitas amal ibadahnya, dari tahun yang lalu.

Kembali kita perhatikan nomor urut dari bulan Ramadhan yakni sebagai bulan ke 9. Bila dikaitkan nilai 9 ini dengan jumlah ayat, ternyata hanya ada satu surat yang berjumlah 9 ayat yaitu Qs. 104 Al Humazah (Pengumpat). Dalam konteks arti judul suratnya (Al Humazah/Pengumpat) telah disampaikan pada posting sebelumnya (Bulan Ramadhan dan Taubat).

Kali ini nilai 9 ayat tersebut dikaitkan dengan 114 surat di Al Quran yang memiliki nomor ayat ke 9, atau dengan kata lain diambil surat-surat yang mangandung nomor ayat ke 9, sehingga terbentuk formasi sebagai berikut :

  • Ada 96 surat yang memiliki nomor ayat ke 9. Atau ke 96 surat ini jumlah ayatnya adalah sama dengan dan atau lebih besar dari 9.
  • Berarti diluar 96 surat tersebut masih ada 18 surat lagi yang jumlah ayatnya lebih kecil dari 9 ayat.

Perolehan formasi 96 surat dan 18 surat ini, bila dikonversikan menjadi nomor surat adalah :

  • Surat ke 96 adalah Qs. Al ‘Alaq surat yang pertama kali diwahyukan kepada Rasulullah Muhammas saw.
  • Surat ke 18 adalah Qs. Al Kahfi (Gua). Hal ini adalah merupakan simbolik dari tempat dimana wahyu pertama tersebut disampaikan oleh Jibril as, yaitu di sebuah gua (Hira).
  • Sehingga pada akhirnya (secara berangsur-angsur) seluruh surat Al Quran yaitu 114 surat (96 + 18), secara lengkap diterima oleh Rasulullah Muhammad saw.

Berlandaskan sistem 9 ayat pada formasi 96 surat diatas, berarti seluruhnya berjumlah : 96 x 9 ayat = 864 ayat.

Nilai 864 inipun bila dijumlahkan ke 3 angkanya menghasilkan nilai : 18 (8+6+4). Dimana nilai 18 inipun terkoneksi dengan Qs. 18 Al Akhfi sebagaimana uraiannya di atas. Formasi 96 surat ini, dapat dilihat pada tabel berikut :

Selain itu ada sebuah keunikan pada nilai 864 ini, dimana ke 3 angkanya terdiri dari bilangan genap (8, 6 dan 4). Ke 3 bilangan tersebut masing-masing memiliki selisih 2, atau 8-6=2 dan 6-4=2. Dan keunikan lainnya bila dikonversikan menjadi nilai 86 dan 64, selisihnya pun mengandung nilai 2 atau 86-64=22.

Dengan asumsi ini, bila nilai 86 dan 64 tersebut dikonversikan menjadi nomor surat adalah :

– Qs. 86 Ath Thaariq, 17 ayat

– Qs. 64 . At Taghaabun, 18 ayat.

Perhatikan ke 4 nilai yang diperoleh, yakni nomor suratnya 86 dan 64 lalu jumlah ayatnya 17 dan 18. Bila dijumlahkan keseluruhannya adalah : 86 + 64 + 17 + 18 = 185.

Lalu bila nilai 185 ini kembali dikoneksikan dengan sistem nilai 2 (nilai selisih dari 8,6 dan 4 di atas), dan kemudian dikonversikan sebagai nomor surat ke 2 dan ayatnya sebagai ayat ke 185 (Qs. 2 Al Baqarah 185), sangat jelas keterkaitannya dengan awal diturunkannya Al Quran ke muka bumi ini, ayat tersebut artinya :

“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa diantara kamu hadir pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari yang ditinggalkannya pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjukNya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur”

Ayat ini kembali memperjelas uraian diatas, mengenai keterkaitan Al Quran yang diturunkan di bulan Ramadhan.

Dari perolehan jumlah ayat dari Qs. 86 dan Qs. 64 di atas, yakni 17 ayat dan 18 ayat pun sangat terkait dengan pristiwa turunnya Al Quran, yakni :

A. Al Qur’an Turun di Malam ke 17 Ramadhan

Seperti yang diketahui umum bahwa Al Qur’an pertama kalinya turun pada malam ke 17 bulan Ramadhan yaitu pada malam Lailatul Qadr.

Dengan uraian yang sangat sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :

• Ayat Al Qur’an seluruhnya berjumlah 6236 ayat.

• 6 + 2 + 3 + 6 = 17

• Apabila nilai 17 tersebut dikonversikan kedalam nomor surat maka jatuh pada surat Al Isra’ (Perjalanan Malam).

• Sedangkan judul surat yang berhubungan dengan malam lailatul qadr adalah surat ke 97 (Al Qadr).

Sehingga terbentuk skema sebagai berikut :

Dari pristiwa di awal turunnya Al Quran tersebut ternyata Allah sudah mengindikasikan tentang kelengkapan seluruh firmanNya (114 surat) yang akan diturunkan dan dirisalahkan kepada Rasulullah.

B. Surat yang Pertama Kali Turun

Dengan uraian yang juga sederhana seperti uraian diatas, dapat digambarkan sebagai berikut :

• Surat yang pertama turun adalah surat ke 96 (Al ‘Alaq)

• Surat tersebut turun di gua Hira’.

• Judul surat tentang gua adalah surat ke 18 (Al Kahfi)

• Sehingga terbentuk skema sebagai berikut :

Kembali dari penjabaran tentang awal turunnya Al Quran, Allah telah mengindikasikan tentang kelengkapan jumlah 114 surat di Al Quran.

Merujuk kepada surat ke 17 dan 18 di atas, keduanya bertemu dalam 1 juz, yakni juz ke 15. Dengan formasi sebagai berikut :

  • Qs. 17 Al Israa’ : 1 – 111  = 111 ayat
  • Qs. 18 Al Kahfi  : 1 – 74 = 74 ayat
  • Jumlah ayat di Juz 15 = 111 + 74 = 185 ayat

Bukankah nilai 185 ini kembali terkait dengan Qs. 2 Al Baqarah di atas ? Luar biasa, sistematika yang sempurna bukan ?

Setelah membahas formasi 96 surat, selanjutnya mari perhatikan formasi 18 suratnya. Ke 18 surat tersebut ternyata terbagi seimbang yakni :

  • 9 surat berjumlah ayat GENAP
  • 9 surat berjumlah ayat GANJIL
  • Kembali nilai 9 disini terkait dengan bulan Ramadhan (bulan ke 9)

Formasi ke 9 pasang surat tersebut adalah :

Ada sebuah keunikan dari keseimbangan sistem 9 di atas, yakni :

  • Jumlah nomor surat dan ayat pada kelompok GANJIL adalah 898
  • Jumlah nomor surat dan ayat pada kelompok GENAP adalah 989
  • Nilai jumlahnya saling bercermin : 898 dan 989
  • Nilai 9 nya ada 3 atau : 9 x 3 = 27. Nilai 2 + 7 = 9
  • Nilai 8 nya ada 3 atau : 8 x 3 = 24. Nilai 2 + 4 = 6
  • Perolehan nilai 9 dan 6 atau 96 kembali terkorelasi dengan sistem 96 surat di atas (Formasi 96 surat)
  • Jumlahnya : 898 + 989 = 1887
  • Bila nilai 1887 ini dipilah menjadi masing-masing 2 digit (genap dan ganjil), dan dikonversikan menjadi surat, adalah : Qs. 18 Al Kahfi, 110 ayat dan Qs. 87. Al A’laa, 19 ayat
  • Perhatikan jumlah ayatnya yaitu : 110 + 19 = 129

Begitu pula dengan konsep awalnya dengan sistem nilai 96 dan 18, bila dikonversikan sebagai surat yakni Qs. 96 Al ‘Alaq, 19 ayat dan Qs. 18 Al Kahfi, 110 ayat, pun hasil jumlah ayatnya adalah : 110 + 19 = 129.

Sebagai uraian penutup, perhatikan jumlah ayat dari formasi 9 pasang surat di atas, dimana kelompok Genapnya adalah 60 ayat dan kelompok Ganjilnya adalah 43 ayat. Nilai 60 dan 43 ini ternyata memiliki sistematika yang saling terkait, karena :

  • Qs. 60 Al Mumtahanah berjumlah 13 ayat dan
  • Qs. 13 Ar Ra’du berjumlah 43 ayat
  • Nilai awalnya 60, berakhir dengan nilai 43
  • Jumlah dari ke 4 nilai tersebut adalah : 60 + 13 + 13 + 43 = 129.

Ternyata hasil akhir dari ketiga uraiannya, kembali ke sistem nilai 9 lagi. Karena nilai 129 adalah sama dengan jumlah ayat dari Qs. 9 At Taubah dan bulan ke 9 adalah Ramadhan (bulan taubat). Kembali terlihat sebuah sistematika numerik yang luar biasa, masyaa’ Allah.

Akhirul kalam,  demikian penjabaran kali ini, semoga di bulan Ramadhan tahun ini, kita mampu meraih nilai kualitas taubat yang sejati, sehingga kembali fitrah demi menjelang kehidupan akhirat yang abadi.

Aamiin Yaa Rabbal’aalamiin

Marhaban Yaa Ramadhan…

Salam 2568

Syaiful Husein

AKURASI SISTEMATIKA BASMALAH DI AL QURAN

Telah berulangkali dipaparkan tentang banyak hal terkait sistematika basmalah di Al Quran, yang dapat dibaca kembali pada posting artikel-artikel sebelumnya.

Dan kali ini kembali akan diutarakan sebuah sistematika sempurna, sesuai judul di atas.

Sebagaimana diketahui, lafadz basmalah selalu diletakan di awal surat (kecuali pada Qs. 9 At Taubah).

Awal muasal lafadz basmalah ada pada Qs. 27 An Naml 30.

Dengan rujukan “rumus” peletakan lafadz basmalah “di awal pembuka surat”, maka bila qs. 27 ; 30 ini ditempatkan sebagai ayat pertama, dan selanjutnya dihitung jumlah ayatnya sampai dengan ayat terakhir di Al Quran (Qs. 114 An Naas ayat 6) atau :

▶️ Mulai dari Qs. 27:30 sampai dengan Qs. 114:6, seluruhnya berjumlah 3048 ayat

▶️ Dengan kata lain, ayat ke 3048 dari ayat terakhir Al Quran (Qs. 114:6) adalah Qs. 27 An Naml 30.

Nilai 3048 dan 2730, memiliki kesetaraan pada nilai 30 nya (sebagai nomor ayat).

Untuk itu, dari perolehan nilai 3048 tersebut, nilai 30 nya dikonversikan menjadi nomor ayat dan nilai 48 nya dikonversikan sebagai nomor surat, maka diperoleh Qs. 48:30.

Sudah kita ketahui bersama, tentu qs. 48 (Al Fath) ayat ke 30 tidak ada pada urutan di mushaf Al Quran, karena jumlah ayat dari Qs. 48 Al Fath, hanya 29 ayat saja.

Namun, bila dilihat di surat ke 48 (pada urutan Al Quran berdasarkan kronologis urutan turunnya), maka urutan surat yang diturunkan sebagai surat ke 48 adalah, Qs. An Naml juga !!

Artinya Qs. 48 An Naml 30 (pada urutan kronologis turunnya surat) adalah sama dengan Qs. 27 An Naml 30 (urutan di mushaf), yang sama-sama keduanya merupakan ayat yang terkandung di dalamnya lafadz basmalah.

Selain itu, nomor surat 48 dan 27, selisihnya adalah :

▶️ 48 – 27 = 21

Terkait dengan apakah nilai 21 ini?

Dalam lafadz ayat di surat An Naml ayat 30, disebutkan juga nama dari nabi Sulaiman as. atau nabi urutan ke 21 (dari 25 nabi yang wajib diimani ummat Islam). Dan, bukankah surat An Naml dikenal juga dengan sebutan lainnya yaitu : surat Sulaiman? Karena dalam surat inipun dikisahkan tentang sejarah dari nabi Sulaiman as.

Selanjutnya bila nilai 21 dikonversikan menjadi urutan surat yang diturunkan sebagai surat ke 21, adalah Qs. An Naas. Sedangkan diurutan mushaf, surat An Naas diposisikan sebagai surat ke 114 (terakhir).

Kemudian, perhatikan kembali nilai 21. Bila dikaitkan dengan surat yang berjumlah 21 ayat, adalah Qs. 92 Al Lail. Penjumlahan nilai nomor surat dan jumlah ayatnya adalah : 92+21=113.

Perolehan nilai 114 di dan 113 di atas kembali terkait dengan sistematika basmalah, di Al Quran, yakni :

▶️ Ada 114 surat di Al Quran dan
▶️ Ada 113 surat yang diawali oleh basmalah.

Kembali ke Qs. Al Lail yang berjumlah 21 ayat.

Dalam urutan kronologis turunnya, surat ini diturunkan sebagai surat ke 9. Sedangkan surat ke 9 diurutan mushaf adalah surat At Taubah.

Hal ini menjelaskan, bahwa diantara 113 surat yang diawali oleh basmalah tersebut, hanya satu surat yang tidak berawalkan basmalah yakni, Qs. At Taubah.

Dan luar biasanya lagi, ternyata dalam urutan kronologis turunnya, Qs. At Taubah diturunkan sebagai surat ke 113.

Untuk mempermudah pemahaman di atas, bisa lihat tabel di bawah ini, yakni daftar nomor urut surat di Al Quran, berdasarkan urutan kronologis turunnya.

Printed by 2568

Masya Allah, begitu sempurna sistematika numerik dari Allah swt. Semuanya terkait dengan harmoni yang indah tanpa cacat.

Demikian artikel kali ini. Semoga bermanfaat.

Syaiful Husein – 2568

فلسطين

Kali ini kajian Numerik Al Quran, akan membahas tentang kekhususan negara Palestine yang terdapat di areanya, salah satu wilayah suci umat Islam, yakni Masjidil Aqsha.

🇵🇸 Penjabaran abjad dari nama فلسطين 🇵🇸

Bila diperhatikan tulisan Palestine (فلسطين) :

🇵🇸 Diawali dengan huruf FA : ف

Hal ini sama dengan huruf awal dari judul surat PERTAMA di Al Quran, qs. Al Faatihah (الفاتحة)

🇵🇸 Diakhiri dengan huruf NUN (ن) :

Hal ini sama dengan huruf awal dari judul surat TERAKHIR (surat ke 114), di Al Quran, qs. An Naas (الناس)

Kedua huruf pembuka dan penutup ini menggambarkan, tentang betapa pentingnya Palestine (khususnya Aqsha) dalam pembelajaran ilmu Al Quran. Dimana banyak peristiwa penting baik dimasa lalu, saat ini dan masa depan, terjadi wilayah ini.

Dua huruf ditengah yang berdiri tegak :

🇵🇸 Huruf LAM (ل), huruf ke 23
🇵🇸 Huruf THA (ط), huruf ke 16

Gabungan huruf ke 16 dan 23 ini adalah setara dengan jumlah ayat dari 28 surat Madaniyah : 1623 ayat.

Hal ini menunjukan sistematika keterkaitan antara Aqsha dan Madinah. lihat posting artikel Keterkaitan antara Masjidil Haram, Masjidil Aqsha dan Madinah

Dan kelak, insyaa Allah, wujud dari masyarakat Madani akan segera tercipta di negeri ini.

Dua huruf lainnya :

🇵🇸 Huruf YA (ي), huruf ke 30
🇵🇸 Huruf SIN (س), huruf ke 12

Gabungan ke 2 huruf ini sama dengan judul surat ke 36 Yaasiin (يس).

Surat ini lah yang diabadikan di kubah masjid Shakhrah (صخرة), yang di dalamnya terdapat ‘batu syurga’ yang menjadi tumpuan saat rasulullah Muhammad saw akan isra’ mi’raj.

Nilai 36 merupakan Deret Hitung dari nilai 8, atau : 1+2+3+4+5+6+7+8=36. Hal ini sangat terkait dengan bentuk persegi 8 dari masjid Shakhrah tsb.

Selanjutnya..

Ada 3 huruf yang bertitik , yakni :

🇵🇸 huruf Fa : 20
🇵🇸 huruf Nun : 25
🇵🇸 huruf Ya : 30

Penjumlahan ke 3 huruf ini : 20+25+30=75

Surat ke 75 adalah Al Qiyamah, sangat sesuai dengan segala pristiwa penting di akhir zaman menjelang kiamat terkonsentrasi di wilayah Palestine ini, diantaranya :

🇵🇸 Khilafah Islam bangkit dengan kepimpinan Imam Mahdi
🇵🇸 Nabi Isa as diturunkan kembali
🇵🇸 Dajjal dibunuh Isa al masih
🇵🇸 Ya’juj Ma’juj dihancurkan

Tinjauan nilai abjad yang GANJIL dan yang GENAP :

Di dalam lafadz nama Palestine (فلسطين) terdapat 2 huruf yang nilainya GANJIL, yakni : 23 (ل) dan 25 (ن).

🇵🇸 Jumlahnya : 23+25=48. Surat ke 48 adalah Al Fath, Kemenangan

Dan ada 4 huruf yang nilainya GENAP : 12, 16, 20 dan 30

🇵🇸 Jumlahnya : 12+16+20+30=78. Surat ke 78 adalah Al Nabaa, Berita Besar

🇵🇸 Jumlah ayat dari Qs. 48 = 29 ayat

🇵🇸 Jumlah ayat dari Qs. 78 = 40 ayat

🇵🇸 Sehingga total ayatnya menjadi : 69 ayat

🇵🇸 Qs. 69 adalah Al Haaqah yang juga bermakna kiamat

Semakin jelas, menjelang kiamat, BERITA BESAR dan KEMENANGAN Islam akan berkibar dari negeri ini.

Selain itu, nilai GENAP ke 4 huruf ini : 12, 16, 20, 30 bila diperhatikan nilai awal dan akhirnya adalah :

🇵🇸 12 dan 30, huruf Sin dan Ya

Sedangkan nilai di tengahnya 16 dan 20 atau :

🇵🇸 16+20=36 atau nomor surat dari qs. Yaasiin

Hasil jabaran ke 4 huruf nilai GENAP ini, kembali terkait ke uraian tentang Qs. 36 Yaasiin dan batu Shakhrah di atas.

Adapun jumlahnya 78 atau 7 + 8 = 15. Surat ke 15 adalah Al Hijr (Batu).

Hal ini semakin memperlihatkan sistematika yang sangat erat antara Kubah Batu (Shakhrah) dan Qs. 36 Yasin. Dan semakin menunjukkan pula betapa pentingnya hikmah ilmu di balik batu mulia ini, oleh sebab itu sangat perlu bagi kita untuk meng iqra’ serta mengkaji (melalui Al Quran) pesan-pesan keilmuan yang tersembunyi di balik batu syurga ini. Khususnya dalam keterkaitannya dengan akhirul zaman.

Selanjutnya, bila dijumlahkan ke 6 abjad dari kata فلسطين tsb adalah :

🇵🇸 12+16+20+23+25+30 = 126

Karena nilai 126 ini lebih besar dari nilai jumlah surat di Al Quran (114 surat), maka dilakukan 2 metode hitung yakni, dikurangi nilai 114 dan penjumlahan nilai 126 itu sendiri, sbb :


🇵🇸 Nilai 126 – 114 = 12
🇵🇸 Nilai 1+2+6=9
🇵🇸 Perolehan nilai 12 dan 9, dijumlahkan : 12+9=21

Surat ke 21 adalah Al Anbiyaa’, para nabi.

Sebagaimana telah dikenal secara umum, bahwa kota ini (dan sekitarnya) adalah kotanya para nabi. Dimana banyak nabi yang lahir/wafat dan bermukim serta berdakwah disini.

Nilai 12 di atas juga terkait dengan Qs. 12. Yuusuf, putranya nabi Ya’qub as, yang merupakan nenek moyangnya (cikal bakal) bani israil.

Sedangkan nilai 9 nya terkait dengan nabi ke 9, Ishaq as yang merupakan ayahnya nabi Ya’qub as.

Bila dijumlahkan ayat dari Qs. 12 dan Qs. 9 adalah :

🇵🇸 111 + 129 = 240.

Terkait dengan apakah nilai 240..?

Kembali ke nilai 126 di atas. Bila dikurangi nilai 126, menjadi : 240-126=114

Ada sebuah kombinasi numerik yang sangat terkait dengan nilai 240, 126 dan 114 yakni, surat ke 88 Al Ghaasyiyah, 26 ayat.

Sistematika keterkaitannya adalah sbb :

🇵🇸 Nilai lafadz Al Ghaasyiyah (الغاشية) adalah : 31+19+1+13+30+32 = 126
🇵🇸 Nomor surat + jumlah ayatnya : 88+26=114
🇵🇸 126 + 114 = 240

Sangat jelas keterkaitannya bukan ?

Arti dari judul surat ini adalah Hari Pembalasan.

Yaaa.. berawal dari gejolak di negeri para nabi inilah, segala bentuk kekejian dajjal laknatullah beserta kaki tangannya (Israel, AS, NATO dll), akan di balas berkali lipat dan diakhiri oleh azab Allah swt.

Semoga segera terwujud.

آمِيّن آمِيّنْ آمِــــــــــيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِــــــــــيْنَ َ

Sebagai uraian penutup, akan kita kaji sistematika keterkaitan basmalah dan Aqsha.

Sebagaiman diketahui lafadz basmalah bermula dari ayat di Qs. 27 An Naml 30 :

انه من سليمن وانه بسم الله الرحمن الحيم

Seluruh surat di Al Quran, kecuali surat ke 9 At Taubah, dibuka dengan basmalah.

Dalam lafadz utuh ayat dari Qs. 27:30 disebutkan nama salah satu nabi Allah, yakni Sulaiman as, dimana puncak kejayaan Palestine dan Aqsha ada di masa kepemimpinan beliau.

Artinya, keterkaitan nabi Sulaiman as, sistematika basmalah dan Aqsha sangat perlu diperhatikan dalam kajian ilmu Al Quran.

Terlebih bila diuraikan nilai numerik abjad dari lafadz nama Sulaiman as (سليمن) : 12+23+30+24+25= 114, atau sama dengan jumlah surat di Al Quran.

Sehingga, dapat dimaknai bahwa, seiiring dengan keutamaan basmalah, maka ilmu Al Quran pun sangat perlu dikoneksikan dengan Masjidil Aqsha.

Terlebih lagi, di era akhir zaman ini.

Dan yang tak kalah pentingnya, perlu diingat pula, bahwa perjalanan agung Rasulullah Muhammad saw saat Isra’ Mi’raj pun dengan menyinggahi terlebih dahulu Masjidil Aqsha, sebelum Mi’raj ke ‘Arsy, menerima perintah shalat. Sebuah pesan penting tentang keutamaan Masjidil Aqsha.

Begitu juga dengan pemaknaan kiblat shalat (sebelum berkiblat ke ka’bah), awalnya kiblat shalat ditujukan ke Masjidil Aqsha, artinya (dalam makna lebih dalam), bahwa kiblat kajian tentang ilmu Al Quran, selain dikoneksikan dengan Masjidil Haram, sangat perlu juga di “kiblat” kan atau diarahkan/difokuskan/dikoneksikan ke Masjidil Aqsha.

Terbukti bila dilihat dalam arti yang lain, ‘kiblat perhatian’ dunia saat ini, tertuju seluruhnya ke Masjidil Aqsha, dimana masyarakat Islam yang berjuang mempertahankannya, terus didzalimi oleh penjajahan zeonis Israel laknatullah.

Dengan penderitaan yang luar biasa, disertai keteguhan iman rakyat Palestine, mengakibatkan betapa banyak umat non muslim terkonsentrasi perhatiannya ke Islam, ke Al Quran. Bahkan tak sedikit yang akhirnya sampai tertarik dan dengan ikhlas memeluk Islam.

Di era akhirul zaman ini, Palestine dan Aqsha “kembali” menjadi “kiblat” dunia ..!

Semoga ini sebagai pertanda bahwa kebangkitan dan kejayaan Islam sudah sangat dekat. Insyaa Allah..

Demikian sekilas tentang kajian numerik kali ini, semoga bermanfaat.

Syaiful Husein – 2568